Abdullah bin
Umar Radhiyallaahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam
dibangun atas lima pondasi: Yaitu persaksian bahwa tidak ada sembahan (yang
berhak disembah) melainkan Allah, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah, dan
berpuasa ramadhan.” (HR. Al-Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
Dari Ibnu
Umar Radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
telah bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
“Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada
sembahan (yang berhak disembah) kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad
adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan
zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka
mereka telah memelihara darah dan harta mereka darikukecuali
dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 25
dan Muslim no. 21)
Baca Selengkapnya ==>
Baca Selengkapnya ==>
Dari Abu
Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata: Nabi -alaihishshalatu wassalam-
bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلَاةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلَائِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِي صَلَاةِ عَبْدِي أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِي فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الْأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
“Sesungguhnya
yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat
adalah shalatnya. Rabb kita Jalla wa ‘Azza berfirman kepada para malaikat-Nya
-padahal Dia lebih mengetahui-, “Periksalah shalat hamba-Ku,
sempurnakah atau justru kurang?” Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan
baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allah berfirman,
“Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?” Jikalau
terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman, “Sempurnakanlah kekurangan
yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya.” Selanjutnya
semua amal manusia akan dihisab dengan cara demikian.” (HR. Abu Daud no. 964,
At-Tirmizi no. 413, An-Nasai no. 461-463, dan Ibnu Majah no. 1425. Dinyatakan
shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 2571)
Penjelasan
ringkas:
Shalat
merupakan rukun Islam kedua dan merupakan amalan yang paling utama dan paling
dicintai oleh Allah Ta’ala. Ar-Rasul -alaihishshalatu wassalam- menjadikannya
sebagai penjaga darah dan harta, sehingga kapan seseorang meninggalkannya maka
darah dan hartanya akan terancam. Karena sangat pentingnya shalat ini,
sampai-sampai dialah amalan pertama yang hamba akan dihisab dengannya pada hari
kiamat. Di dalam
hadits Ibnu Mas’ud secara marfu’ disebutkan:
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الصَّلَاةُ وَأَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ فِي الدِّمَاءِ
“Amalan
pertama yang dengannya seorang hamba dihisab adalah shalat dan sesuatu pertama
yang diputuskan di antara para manusia adalah mengenai darah.” (HR. An-Nasai
no. 3926 dan selainnya)
Maksudnya, amalan
yang berhubungan antara hamba dengan Allah, maka yang pertama kali dihisab
darinya adalah shalat. Sementara amalan berhubungan antara makhluk dengan
makhluk lainnya, maka yang pertama kali dihisab adalah dalam masalah darah.
Hadits Abu
Hurairah di atas juga menunjukkan keutamaan shalat sunnah secara khusus, bahwa
dia dijadikan sebagai penyempurna dari kekurangan yang terjadi dalam shalat
wajib, baik kekurangan dari sisi pelaksanaan zhahir maupun kekurangan dari sisi
batin dan roh shalat tersebut, yaitu kekhusyuan. Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar